Minggu, 31 Oktober 2010

KABINET

Pada mada “orde baru” dua ekor anjing berjumpa, “apa kabar?” pada masa reformasi mereka kembali berjumpa,”Apa kabar?” Dijawab,”cari makan tetap susah, tetapi kini saya bebas menyalak.”

Saya sadar, sedikitpun tidak memiliki pengaruh terhadap hak prerogatif presiden menyusun kabinet. Maka, saya menulis naskah ini sekedar sebagai ungkapan pendapat pribadi.

Secara keseluruhan, kabinet yang habis masa baktinya sudah berkinerja bagus, terutama kinerja para menteri perempuan. Menteri kesehatan berani dan tegas mengambil keputusan, termasuk yang tidak popular demi menanggulangi berbagai permasalahan pelayanan kesehatan rakyat Indonesia dengan cara Indonesia sendiri. Secara keseluruhan, mutu pelayanan kesehatan dapat dinilai membaik, kecuali di kawasan pelosok masih terus ditingkatkan. Terakhir, menkes dengan gagah berani mempertanyakan hilangnya klausa tenbakau dari uu kesehatan.

Menteri perdagangan sangat bersemangat ekonomi kreativitas yang hasilnya dapat dirasakan secara nyata, seperti halnya kenaikan tiras penjualan batik berkat dukungan departemen kebudayaan dan pariwisata hingga UNESCO. mendag yang doctor ekonomi ini giat turun kelapangan meninjau arus dan alur gerak perdagangan, mulai dari hulu sampai hilir, perdagangan ke luar negri juga digenjot melalui badan pengembangan ekspor nasional. Andaikata saya menjadi presiden, saya akan bilang “lanjutkan!” kepada menteri perdagangan demi menuntaskan jerih payah perjuangan menempuh deru campur debu bepercik keringat, air mata, dan darah menuju masyarakat yang lebih adil dan makmur.

Apalagi menteri keuangan yang kini merangkap menteri koordinator perekonomian itu jelas tidak perlu diragukan kesaktimandragunaannya. Tentu tidak sembarangan apabila media internasional menobatkan sebagai salah seorang menteri keuangan terbaik di dunia masa kini. Di ujung masa akhir masa jabatan mendadak ada noda kisruh penyaluran dana ke sebuah bank yang semoga jangan menjadi setitik nila merusak susu sebelanga. Selama kekeliruan terbatas prosedur administratif, maka tidak ada alasan tidak memberi kesempatan bagi perempuan perkasa ini melanjutkan ikhtiar pembenahan keuangan Negara.

Pemberdayaan perempuan

Putri sulung proklamator kemerdekaan memang mewarisi kearifbijaksanaan sang ayah. Menteri Negara pemberdaya perumpuan secara arif bijaksana berusaha memberdayakan kaum perempuan Indonesia yang sebenarnya sudah tidak perlu di berdayakan lagi sebab sudah sangat berdaya, terbukti pada diri sang menteri sendiri maupun pada sekian banyak perempuan Indonesia yang telah berhasil menjadi pengusaha, cendikiawan, seniman, budayawan, pilitisi terkemuka, sampai wakil presidenh yang kemudian menjadi presiden.
Kementerian yang didirikan pak harto pada masa orde baru untuk menyenangkan ibu tien dan para perempuan Indonesia, yang secara politis penting sebab jumlahnya lebih besar ketimbang para lelaki, sebernarnya di masa kini anakronis sebab pada kenyataan kaum perempuan Indonesia masa kini sudah berdaya bahkan paling bedaya dibandingkan dengan Negara-negara berkembang maupun yang disebut maju didunia masa kini.

Menteri kebudayaan

Sebagai pemerhati kebudayaan , saya pribadi senang jika ada menteri kebudayaan. Namun, istilah kebudayaan pada hakikatnya terlalu luas, mendalam, kompleks dan rumit apalagi dalam skala kenegaraan nusantara untuk mampu diurus oleh seorang menteri. Makna kebudayaan yang tepat dan benarbukan terbatas hanya kesenian, tetapi seperti menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi mukhtahir adlah kegiatan dan penciptaan (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat atau secara antropologisbisa juga bermakna keseluruhan (!) pengetahuan manusia sebagai makhluk social untuk memahami lingkungan serta pengalamannya yang menjadi pedoman tingkah lakunya.
Berdasarkan makna secara umum maupun ilmiah, maka jangkauan kebudayaan merambah masuk ke bidang agama,social, iptek, ekonomi, militer, pendidikan bahkan segenap bidang kehidupan masyarakat yang sebenarnya sudah ada masing-masing kementeriannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar